Sebanyak 10 ekor hiu tutul muncul bersamaan di perairan Pantai Bentar.
SURABAYA POST - Sekumpulan hiu tutul (whale shark) kembali muncul di perairan Pantai Bentar, Probolinggo. Hiu jenis rhincodon typus itu muncul lebih cepat dibandingkan siklus biasanya, Januari-Februari setiap tahun.
Sebanyak 10 ekor hiu tutul muncul bersamaan di perairan Pantai Bentar.
”Syukurlah, ternyata populasi ikan hiu tutul di Pantai Bentar masih banyak,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo.
Disbudpar selaku pengelola objek wisata Pantai Bentar sempat khawatir populasi hiu tutul berkurang. Soalnya sebelumnya sempat ditemukan ikan hiu tutul terdampar kemudian tewas di perairan pantai Desa Gejugan, Kecamatan Gending, Probolinggo, Kamis, 9 Desember 2010.
Bahkan sebulan sebelumnya, awal November lalu, paus raksasa berukusan panjang 14,5 meter dan lingkar perut 3,5 meter juga tewas setelah dua hari terdampar di pantai Desa Penambangan, Kec. Pajarakan.
”Saya sempat khawatir, kok banyak satwa laut terdampar dan mati, jangan-jangan hiu tutul tidak muncul lagi,” ujar Tutug.
Ternyata sekumpulan hiu tutul kembali muncul di perairan Pantai Bentar. ”Itu menandakan, perairan pantai utara Probolinggo masih lestari sehingga hiu tutul yang makan plankton masih muncul,” ujarnya.
Seperti diketahui, Darcy Bradley (26), peneliti dari Eco-Ocean, lembaga nirlaba (non-profit) di Australia menyatakan, kemunculan hiu tutul sebagai indikator lingkungan laut masih lestari. Tahun 2009, perempuan yang bekerja untuk situs penelitian hiu tutul, www.whaleshark.org itu meneliti hiu-hiu tutul di perairan Pantai Bentar.
Dalam penelitiannya Darcy menyimpulkan, perairan Pantai Bentar masih lestari dan menyediakan deposit plankton dalam jumlah besar. ”Hiu-hiu tutul itu tidak berbahaya bagi manusia karena yang dimakan plankton,” ujarnya.
Ekosistem pantai yang banyak ditumbuhi hutan tanaman pantai (mangrove) seperti bakau dan api-api menyediakan plankton yang melimpah. Ini karena plankton banyak bersarang di kawasan hutan mangrove di Pantai Bentar.
Dengan kata lain, hiu-hiu itu akan menjadi ”pelanggan” tahunan untuk menyantap plankton di Pantai Bentar. ”Sehingga kalau, tahun depan hiu-hiu itu tidak lagi muncul di sini, berarti eksosistemnya bermasalah,” ujar Darcy saat itu.
Kemunculan sekumpulan ikan yang biasa disebut ki-kaki di kalangan nelayan sejak setahun lalu menjadi ikon Pantai Bentar. ”Tahun lalu, munculnya hiu tutul mendongkrak kunjungan wisatawan ke Pantai Bentar hingga naik tiga kali lipat,” ujar Kepala Disbudpar, Tutug Edi Utomo.
Disbudpar pun bermaksud ”menjual” kemunculan hiu-hiu tutul itu untuk objek wisata. Sebuah ikon ”I Love Hiu”, plesetan dari I love you disiapkan untuk menyambut wisatawan yang hendak berkunjung ke Pantai Bentar.
Sejumlah pemilik perahu wisata pun mengaku mendapatkan berkah dengan kemunculan ikan-ikan jinak itu. Ikan berukuran panjang 3-5 meter dengan lebar mulut 1,5 meter itu bisa didekati perahu-perahu wisata dalam jarak hingga dekat. ”Alhamdulillah, hiu-hiu tutul muncul lagi. Insya Allah, perahu-perahu nelayan bakal laris disewa wisatawan,” ujar Samat, nelayan asal Desa Tamansari, Kecamatan Dringu.
Ikhsan Mahmudi
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar